Senja Di Kerajaan Mbantuli (PART 1)
Sunday, 23 May 2021
Edit
Alkisah disuatu wilayah berdiri sebuah kerajaan islam, bernama kerajaan mbantuli. kerajaan ini sangat makmur karena dipimpin oleh seorang sultan yang mempunyai cita-cita sangat tinggi. dan sering dipanggil sultan mbantuli. berbeda dengan kerajaan yang lainnya dinegara itu, kerajaan ini tak pernah berperang tapi sangat makmur, karena kepandaiannya berdagang dari komoditi utamanya. tak lain dan tak bukan karena mempunyai seorang panglima dagang yang sangat berpengalaman dibidangnya, panglima ini mempunyai pandangan luas dan sangat baik menjalin hubungan ke negara lainnya bahkan hingga ke seantero dunia. konon nama komoditas ini adalah kuali besi. sang panglima tau bahwa komoditasnya ini yang sangat diminati oleh negara lain yang terpisah samudra pasifik sekalipun.
cerita kesuksesan kerajaan ini banyak menyita perhatian kerajaan yang lainnya. hingga seorang raja dari kerajaan nggampingga, raja sayantaka jayanegara tertarik dengan cerita sultan mbantuli. kerajaan nggampingga adalah kerajaan yang lebih besar dan lebih megah dari kerajaan mbantuli tertarik untuk menjalin kerjasama. singkat cerita kerjasama pun terjalin dan raja sayantaka jayanegara menyarankan kepada sultan mbantuli untuk berdagang di negaranya sendiri saja, negara ngalengka. hingga akhirnya sultan mbantuli tertarik dan mengintruksikan kepada panglima kasruni untuk mempelajari segmen pasar ngalengka, agar bisa all out nantinya memasarkan dinegara ngalengka.
akhirnya sultan mbantuli memutuskan untuk menerima ajakan raja sayantaka dan mengubah sebagian haluan hulubalang dagang kerajaan mbantuli kenegara ngalengka. panglima kasruni sebenarnya kurang setuju dengan keputusan itu tetapi tak bisa berbuat banyak. panglima harus merubah haluannya!! layar sudah berkembang pantang untuk pulang (batin panglima). akhirnya panglima harus adaptasi kebeberapa produk yang baru, dan itu cukup bisa ditangani oleh panglima kasruni karena kuali besi tidak menjadi kebutuhan utama di negara ngalengka.
akan tetapi semakin lama sultan mbantuli semakin jauh dikendalikan oleh raja sayantaka hingga prinsip prinsip utama dikerajaannya berubah, beberapa kejadian demi kejadian yang dikendalikan oleh raja sayantaka selalu bersinggungan dengan para menteri kerajaan mbantuli, panglima merasa kurang nyaman dengan keadaan ini hingga pada suatu malam terjadilah percakapan antara panglima dan sultan di jalan kerajaan mbantuli yang bernama jalan wonosarjuni.
panglima : "sultan, saya ingin berbicara hal penting" (ucap panglima kepada sultan yang sedang menaiki kuda)
sultan : 'ada apa kisanak? sebentar saya nginggirke jaranku dulu, takut kesampar delman, maklum disini banyak tabrakan'
panglima : "baik sultan"
sultan : 'gimana gimana kisanak'
panglima : "saya ingin mundur sebagai panglima, saya merasa prinsip kerajaan sudah menceng dari prinsip dasar"
sultan : 'menceng itu apa kisanak'
panglima : "menceng itu geser sultan"
sultan : 'saya itu sebenarnya bingung kisanak, seperti mati lampu ya sayang seperti mati lampu'
panglima : "jangan nyanyi sultan, ini hal serius yang harus dibahas"
sultan : (langsung memeluk panglima sambil sesengukan) 'maafkan saya panglima, saya juga tidak tau akhirnya jadi seperti ini'
panglima : "tidak mengapa sultan, saya pamit..."
#berlanjut dipart 2
penulis mau makan jangan bobor dulu
*cerita ini hanya cerita fiktif belaka, Jika ada kesamaan nama tokoh, tempat kejadian ataupun cerita, itu adalah kebetulan semata dan tidak ada unsur kesengajaan.
Sayantaka = Satya Inpira
Mbantuli = Yoyok Rubiantono
Yasmory = Yasirly Amri
Kasruni = Cas Rudi
Dojadda = Dodiana
cerita kesuksesan kerajaan ini banyak menyita perhatian kerajaan yang lainnya. hingga seorang raja dari kerajaan nggampingga, raja sayantaka jayanegara tertarik dengan cerita sultan mbantuli. kerajaan nggampingga adalah kerajaan yang lebih besar dan lebih megah dari kerajaan mbantuli tertarik untuk menjalin kerjasama. singkat cerita kerjasama pun terjalin dan raja sayantaka jayanegara menyarankan kepada sultan mbantuli untuk berdagang di negaranya sendiri saja, negara ngalengka. hingga akhirnya sultan mbantuli tertarik dan mengintruksikan kepada panglima kasruni untuk mempelajari segmen pasar ngalengka, agar bisa all out nantinya memasarkan dinegara ngalengka.
akhirnya sultan mbantuli memutuskan untuk menerima ajakan raja sayantaka dan mengubah sebagian haluan hulubalang dagang kerajaan mbantuli kenegara ngalengka. panglima kasruni sebenarnya kurang setuju dengan keputusan itu tetapi tak bisa berbuat banyak. panglima harus merubah haluannya!! layar sudah berkembang pantang untuk pulang (batin panglima). akhirnya panglima harus adaptasi kebeberapa produk yang baru, dan itu cukup bisa ditangani oleh panglima kasruni karena kuali besi tidak menjadi kebutuhan utama di negara ngalengka.
akan tetapi semakin lama sultan mbantuli semakin jauh dikendalikan oleh raja sayantaka hingga prinsip prinsip utama dikerajaannya berubah, beberapa kejadian demi kejadian yang dikendalikan oleh raja sayantaka selalu bersinggungan dengan para menteri kerajaan mbantuli, panglima merasa kurang nyaman dengan keadaan ini hingga pada suatu malam terjadilah percakapan antara panglima dan sultan di jalan kerajaan mbantuli yang bernama jalan wonosarjuni.
panglima : "sultan, saya ingin berbicara hal penting" (ucap panglima kepada sultan yang sedang menaiki kuda)
sultan : 'ada apa kisanak? sebentar saya nginggirke jaranku dulu, takut kesampar delman, maklum disini banyak tabrakan'
panglima : "baik sultan"
sultan : 'gimana gimana kisanak'
panglima : "saya ingin mundur sebagai panglima, saya merasa prinsip kerajaan sudah menceng dari prinsip dasar"
sultan : 'menceng itu apa kisanak'
panglima : "menceng itu geser sultan"
sultan : 'saya itu sebenarnya bingung kisanak, seperti mati lampu ya sayang seperti mati lampu'
panglima : "jangan nyanyi sultan, ini hal serius yang harus dibahas"
sultan : (langsung memeluk panglima sambil sesengukan) 'maafkan saya panglima, saya juga tidak tau akhirnya jadi seperti ini'
panglima : "tidak mengapa sultan, saya pamit..."
#berlanjut dipart 2
penulis mau makan jangan bobor dulu
*cerita ini hanya cerita fiktif belaka, Jika ada kesamaan nama tokoh, tempat kejadian ataupun cerita, itu adalah kebetulan semata dan tidak ada unsur kesengajaan.
Sayantaka = Satya Inpira
Mbantuli = Yoyok Rubiantono
Yasmory = Yasirly Amri
Kasruni = Cas Rudi
Dojadda = Dodiana